Mengenal Hama Ulat Daun (Spodoptera exigua Hubner)
pada Tanaman Bawang Daun

 Ulat daun bawang (Spodoptera exigua) merupakan salah satu hama utama yang menyerang tanaman bawang daun. Serangan dari hama ini sangat berdampak besar dalam menurun produksi bawang daun atau kehilangan hasil. Mesti dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian hama ini agar hasil produk daun bawang tidak menurun. Maka terlebih dahulu harus dikenali gejala serangan, bioekologi dan teknik pengendalian dari hama ulat daun.

Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Lepidoptera
Famili              : Noctuidae
Genus              : Spodoptera
Spesies            Spodoptera exigua Hubner

Gejala serangan 
            Bagian dari tanaman yang terserang terutama adalah daunnya, baik pada daun tanaman yang masih muda ataupun yang sudah tua. Setelah menetas dari telur, ulat muda segera melubangi bagian ujung daun lalu masuk ke dalam daun bawang, sehingga ujung daun tampak berlubang/ terpotong. Ulat akan menggerek permukaan bagian dalam daun, sedang epidermis luar ditinggalkannya. Akibat serangan tersebut daun bawang terlihat menerawang tembus cahaya atau terlihat bercak-bercak putih, akhirnya daun menjadi terkulai.
                            
Gambar 1. Ulat melubangi daun   

Gambar 2. Daun berlubang  
           
Gambar 3. Bercak putih

Bioekologi 
Ngengat dewasa mempunyai sayap depan berwarna coklat tua dengan garis-garis yang kurang tegas dan terdapat bintik-bintik hitam. Sedangkan sayap belakangnya berwarna keputih-putihan dengan garis-garis hitam pada tepinya. Panjang rentangan sayapnya antara 25 – 30 mm. Ngengat dewasa aktif, makan, kawin dan berpindah tempat pada malam hari sedangkan pada siang hari beristirahat didasar tanaman. Ngengat sangat tertarik terhadap cahaya. 
Ngengat betina mulai bertelur pada umur 2 – 10 hari. Telur berbentuk bulat sampai bulat panjang. Telur diletakkan dalam bentuk kelompok pada permukaan daun atau batang dan tertutup oleh bulu-bulu putih yang berasal dari tubuh induknya. Setiap kelompok telur maksimum terdapat 80 butir. Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor ngengat betina sekitar 500 – 600 butir. Setelah 2 hari telur menetas menjadi larva.
Larva atau ulat muda berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada punggungnya. Sedangkan warna ulat tua bervariasi yaitu hijau, coklat muda, dan hitam kecoklatan. Ulat yang hidup di dataran tinggi umumnya berwarna coklat. Stadium ulat terdiri dari 5 instar (panjang instar pertama sekitar 1,2 – 1,5 mm dan instar kedua sampai instar terakhir antara 1,5 – 19 mm). Ulat berada di dalam rongga daun selama 9-14 hari dan menggerek daun. Setelah instar terakhir ulat merayap atau menjatuhkan diri ke tanah untuk berkepompong. Ulat lebih aktif pada malam hari. Stadium larva berlangsung selama 8 – 10 hari.
Pupa berwarna coklat muda dan panjangnya 9 – 11 mm, tanpa rumah pupa. Pupa berada di dalam tanah dengan kedalaman 1 cm, dan sering dijumpai juga pada bangkal batang, terlindung di bawah daun kering, atau di bawah partikel tanah. Dalam waktu 5 hari, pupa berkembang menjadi ngengat. 
Gambar 5. Bioekologi hama ulat S. exigua

Pengendalian 
a.    Pengendalian Kultur Teknis
                Pengendalian dengan cara mengelola lingkungan atau ekosistem sedemikian rupa sehingga   kurang cocok bagi kehidupan dan perkembangan hama. Pengendalian ini meliputi
-  Penerapan pola tanam yang meliputi pengaturan waktu tanam, pergiliran tanaman, tanam serentak, tumpang sari, penggunaan tanaman perangkap dan tanaman resisten.
-     Sanitasi/pengendalian gulma disekitar pertanaman
-     Pengolahan tanah yang sempurna
-     Pengaturan jarak tanam              

           Gambar 6. Pembersihan gulma                 

Gambar 7. Tumpang sari

b.   Pengendalian Mekanik
            Pengendalian ini memiliki tujuan untuk mematikan hama secara langsung, baik dengan tangan maupun bantuan alat atau bahan lain. Penanganan dengan tangan yaitu dengan mengumpulkan kelompok telur dan ulat bawang dibutit (dimasukkan dalam kantong plastik dan diikat) kemudian dibakar atau dimusnahkan. 
Gambar 8. Mengumpulkan ulat

c.    Pengendalian Fisik
       Pengendalian yang dilakukan dengan cara mengatur faktor-faktor fisik yang dapat mempengaruhi perkembangan hama dengan memberi kondisi tertentu yang menyebabkan hama sulit untuk hidup.Pengendalian ini meliputi
-     Memasang lampu perangkap (neon 7 – 10 watt jumlah sekitar 25 – 30 buah/ha) dari pukul 18.00 – 06.00. Ketinggian lampu 10 – 15 cm sedangkan mulut bak perangkap tidak boleh lebih dari 40 cm diatas pucuk tanaman. Jarak antar lampu 20 m x 15 m.
Gambar 9. Lampu Perangkap
-     Menggunakan perangkap feromon seks sebanyak 12 – 24 buah dalam 1 ha untuk menangkap ngengat S. exigua segera setelah tanaman bawang daun ditanam. Feromon seks adalah senyawa kimia yang dibuat secara sintetik sebagai media komunikasi antara serangga jantan dan betina yang digunakan untuk mengendalikan hama ulat bawang.
Gambar 10. Perangkap feromon seks
-     Menggunakan kelambu kasa/ shading net untuk mencegah ngengat masuk ke areal pertanaman. Kelambu kasa ini terbuat dari bahan khusus yang tahan cuaca dan bisa dipergunakan hingga 6-8 kali musim tanam.
Gambar 11. Shading net
     
d.   Pengendalian Hayati
     Pengendalian yang memanfaatkan agens hayati. Menggunakan parasitoid S. exigua seperti Telenomus spodopterae, Eriborus sinicus, Apanteles sp., Trichogramma sp., Diadegma sp., Cotesia sp., Chaprops sp., Euplectrus sp., Stenomesius japonicus, Microsplitis similes, Steinernema sp., dan Peribaea sp. Patogen serangga antara lain virus Se-NPV (Spodoptera exigua-Nuclear polyhedrosis Virus)Bacillus thuringiensisPaecilomyces farinosus, Beauveria bassiana, Metarrhizium anisopliae, Nomuraea rileyi, Erynia spp. Predator antara lain Carabidae. 
Gambar 12. Parasitoid 

 Gambar 13. Patogen  

Gambar 14. Predator

e.    Pengendalian kimiawi
    Pengendalian yang menggunakan senyawa kimia untuk mengendalikan populasi hama. Menggunakan jenis insektisida berbahan aktif sipermetrin, fenvalerat, siromazin, BPMC, MIPC dan sebagainya. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan insektisida apabila jumlah hama ulat telah mencapai atau sekurangnya 1 kelompok telur/10 rumpun contoh (5 % daun terserang/rumpun contoh pada musim kemarau) atau 3 kelompok telur/10 rumpun contoh
            Gambar 15. Penyemprotan insektisida     
       
Gambar 16. Jenis insektisida

Demikian informasi tentang ”Mengenal Ulat Daun (Spodoptera exigua Hubner) pada Tanaman Bawang Daun“, semoga bermanfaat. Tonton juga videonya




Comments

Post a Comment