Mengenal Hama Ulat Daun (Spodoptera
exigua Hubner)
pada Tanaman
Bawang Daun
Ulat daun bawang (Spodoptera exigua) merupakan salah satu
hama utama yang menyerang tanaman bawang daun. Serangan dari hama ini sangat
berdampak besar dalam menurun produksi bawang daun atau kehilangan hasil. Mesti
dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian hama ini agar hasil produk daun
bawang tidak menurun. Maka terlebih dahulu harus dikenali gejala serangan,
bioekologi dan teknik pengendalian dari hama ulat daun.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Lepidoptera
Famili :
Noctuidae
Genus :
Spodoptera
Spesies : Spodoptera exigua Hubner
Gejala serangan
Bagian dari tanaman yang
terserang terutama adalah daunnya, baik pada daun tanaman yang masih muda
ataupun yang sudah tua.
Setelah menetas dari telur, ulat muda segera
melubangi bagian ujung daun lalu masuk ke dalam daun bawang, sehingga ujung
daun tampak berlubang/ terpotong. Ulat akan menggerek permukaan bagian dalam
daun, sedang epidermis luar ditinggalkannya. Akibat serangan tersebut daun
bawang terlihat menerawang tembus cahaya atau terlihat bercak-bercak putih,
akhirnya daun menjadi terkulai.
Bioekologi
Ngengat dewasa mempunyai
sayap depan berwarna coklat tua dengan garis-garis yang kurang tegas dan
terdapat bintik-bintik hitam. Sedangkan sayap belakangnya berwarna
keputih-putihan dengan garis-garis hitam pada tepinya. Panjang rentangan
sayapnya antara 25 – 30 mm. Ngengat dewasa aktif, makan, kawin dan berpindah
tempat pada malam hari sedangkan pada siang hari beristirahat didasar tanaman.
Ngengat sangat tertarik terhadap cahaya.
Ngengat betina mulai
bertelur pada umur 2 – 10 hari. Telur berbentuk bulat sampai bulat panjang.
Telur diletakkan dalam bentuk kelompok pada permukaan daun atau batang dan
tertutup oleh bulu-bulu putih yang berasal dari tubuh induknya. Setiap kelompok
telur maksimum terdapat 80 butir. Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor
ngengat betina sekitar 500 – 600 butir. Setelah 2 hari telur menetas menjadi
larva.
Larva atau ulat muda
berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada punggungnya. Sedangkan warna ulat
tua bervariasi yaitu hijau, coklat muda, dan hitam kecoklatan. Ulat yang hidup
di dataran tinggi umumnya berwarna coklat. Stadium ulat terdiri dari 5 instar
(panjang instar pertama sekitar 1,2 – 1,5 mm dan instar kedua sampai instar
terakhir antara 1,5 – 19 mm). Ulat berada di dalam rongga daun selama 9-14
hari dan menggerek daun. Setelah instar terakhir ulat merayap atau
menjatuhkan diri ke tanah untuk berkepompong. Ulat lebih aktif pada malam hari.
Stadium larva berlangsung selama 8 – 10 hari.
Pupa berwarna coklat
muda dan panjangnya 9 – 11 mm, tanpa rumah pupa. Pupa berada di dalam tanah
dengan kedalaman 1 cm, dan sering dijumpai juga pada bangkal batang, terlindung
di bawah daun kering, atau di bawah partikel tanah. Dalam waktu 5 hari,
pupa berkembang menjadi ngengat.
Gambar 5. Bioekologi hama ulat S. exigua
Pengendalian
a. Pengendalian Kultur Teknis
Pengendalian dengan cara mengelola lingkungan atau ekosistem sedemikian rupa sehingga kurang cocok bagi kehidupan dan perkembangan hama. Pengendalian ini meliputi
Pengendalian dengan cara mengelola lingkungan atau ekosistem sedemikian rupa sehingga kurang cocok bagi kehidupan dan perkembangan hama. Pengendalian ini meliputi
- Penerapan pola
tanam yang meliputi pengaturan waktu tanam, pergiliran tanaman, tanam serentak,
tumpang sari, penggunaan
tanaman perangkap dan tanaman resisten.
- Sanitasi/pengendalian
gulma disekitar pertanaman
- Pengolahan
tanah yang sempurna
- Pengaturan
jarak tanam
b. Pengendalian Mekanik
Pengendalian ini memiliki tujuan untuk mematikan hama secara
langsung, baik dengan tangan maupun bantuan alat atau bahan lain.
Penanganan dengan tangan yaitu dengan mengumpulkan kelompok telur dan ulat
bawang dibutit (dimasukkan dalam kantong plastik dan diikat) kemudian dibakar
atau dimusnahkan.
c. Pengendalian Fisik
Pengendalian yang dilakukan dengan cara mengatur faktor-faktor fisik yang dapat mempengaruhi perkembangan hama dengan memberi kondisi tertentu yang menyebabkan hama sulit untuk hidup.Pengendalian ini meliputi
Pengendalian yang dilakukan dengan cara mengatur faktor-faktor fisik yang dapat mempengaruhi perkembangan hama dengan memberi kondisi tertentu yang menyebabkan hama sulit untuk hidup.Pengendalian ini meliputi
- Memasang lampu
perangkap (neon 7 – 10 watt jumlah sekitar 25 – 30 buah/ha) dari pukul 18.00 –
06.00. Ketinggian lampu 10 – 15 cm sedangkan mulut bak perangkap tidak
boleh lebih dari 40 cm diatas pucuk tanaman. Jarak antar lampu 20 m x 15 m.
Gambar 9. Lampu Perangkap
- Menggunakan perangkap
feromon seks sebanyak 12
– 24 buah dalam 1 ha untuk
menangkap ngengat
S. exigua segera setelah tanaman bawang daun ditanam. Feromon seks adalah senyawa kimia
yang dibuat secara sintetik sebagai media komunikasi antara serangga jantan dan
betina yang digunakan untuk mengendalikan hama ulat bawang.
Gambar 10. Perangkap feromon seks
- Menggunakan kelambu kasa/ shading
net untuk mencegah ngengat masuk ke areal pertanaman. Kelambu kasa ini terbuat
dari bahan khusus yang tahan cuaca dan bisa dipergunakan hingga 6-8 kali musim
tanam.
Gambar 11. Shading net
d. Pengendalian Hayati
Pengendalian yang memanfaatkan agens hayati. Menggunakan parasitoid S. exigua seperti Telenomus
spodopterae, Eriborus sinicus, Apanteles sp., Trichogramma sp., Diadegma sp.,
Cotesia sp., Chaprops sp., Euplectrus sp., Stenomesius japonicus, Microsplitis
similes, Steinernema sp., dan Peribaea sp. Patogen serangga antara
lain virus Se-NPV (Spodoptera exigua-Nuclear polyhedrosis Virus), Bacillus thuringiensis, Paecilomyces
farinosus, Beauveria bassiana, Metarrhizium anisopliae, Nomuraea
rileyi, Erynia spp. Predator antara lain Carabidae.
Gambar 12. Parasitoid
Gambar 13. Patogen
Gambar 14. Predator
e. Pengendalian kimiawi
Pengendalian yang menggunakan senyawa kimia untuk mengendalikan populasi hama. Menggunakan jenis insektisida berbahan aktif
sipermetrin, fenvalerat, siromazin, BPMC, MIPC dan sebagainya. Pengendalian
secara kimiawi dilakukan dengan insektisida apabila jumlah hama ulat telah
mencapai atau sekurangnya 1 kelompok telur/10 rumpun contoh (5 % daun
terserang/rumpun contoh pada musim kemarau) atau 3 kelompok telur/10
rumpun contoh
Demikian informasi tentang ”Mengenal Ulat Daun (Spodoptera exigua Hubner) pada Tanaman Bawang Daun“, semoga bermanfaat. Tonton juga videonya
Sangat bermanfaat, lanjutkan kak (y)
ReplyDeleteTerima kasih
ReplyDeleteImformasi yg sangat bermanfaat.. 👍
ReplyDelete